Rabu, 12 Maret 2025

Kasur (Kajian Subuh Ramadhan) Masjid Almuawanah : Tingkatan membaca Al-Quran



Tingkatan dalam membaca Al-Qur'an ada beberapa, antara lain :
1. Qiroat (membaca satu ayat quran)
Kita mulai pembahasan dari pengertian qiroah secara etimologis dikutip dari buku Al-Quran dan Qiraah Syadzah karya Aqil Haidar halaman 16, kata qiraah merupakan bentuk jamak dari qiraah dan juga bentuk masdar dari qaraa yaqrau qiratan yang artinya adalah menghubungkan antara huruf dan kalimat satu sama lainnya dalam bacaan
Sementara itu dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia qiraah pengertiannya adalah hal-hal yang berhubungan dengan cara pembacaan Al-Quran dan cara pembacaan ayat-ayat Al-Quran.

Sementara itu qiraah menurut ulama Ash-Shabuni didefinisikan sebagai cara membaca Al-Quran dari seorang Imam ahli qiraaah yang berbeda dengan cara membaca imam yang lainnya berdasarkan sanad yang menyambung sampai kepada Rasulullah SAW.
Dari beberapa pengertian diatas dapat ditarik benang merah bahwa qiraah sebenarnya bukan hanya sekedar membaca Al-Quran, tapi cara membaca Al-Quran dengan madzhab yang dipilih oleh ahli qiraah dengan sanad yang bersambung kepada Rasulullah SAW.


2. Tilawah (membaca 2 ayat atau lebih quran)

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) tilawah adalah pembacaan ayat Al-Qur'an dengan baik dan indah. Secara etimologi, tilawah adalah bentuk masdar yang berarti mengikuti. Sedangkan secara bahasa, tilawah adalah muradif (padanan) qira'ah. Menurut Ziad Khaled Moh Al Deghamen, tilawah adalah mengikuti setiap aturan-aturan atau petunjuk kitab suci, yang berarti saling berkesinambungan dan merupakan keharusan dalam mendalami setiap makna dan kebenarannya dalam hati.

Dari definisi di atas, bisa disimpulkan bahwa tilawah adalah bacaan yang mempunyai penekanannya sendiri, yang mana ada petunjuk dan aturan yang harus disesuaikan dengan bacaan. Tilawah melibatkan tajwid dan tafsir. Tajwid adalah aturan dalam membaca AL-Qur'an, sedangkan tafsir adalah penjelasan mengenai makna tiap ayat Al-Qur'an. Tilawah dapat dibagi menjadi dua bagian yakni ayat diturunkan dan konteks ayatnya.

3. Tadarus (membaca alquran dengan ada guru yang mengoreksi kesalahan baca)
Tadarus berasal dari kata darasa, artinya mempelajari, meneliti, menelaah, dan mengambil pelajaran. Dalam ilmu nahwu, kata tadarus termasuk dalam wazan tafaul, artinya kegiatan yang dilakukan seminimalnya berjumlah dua orang atau lebih. Jadi, secara istilah tadarus adalah aktivitas membaca dan memahami Al-Quran secara bersama dan diulang-ulang.

Pada zaman Nabi Muhammad Saw, tadarus Al-Quran dilakukan dengan berbagai cara. Ada yang membacanya saja hingga khatam, ada pula yang membaca dan menghafalnya, serta ada yang sampai mempelajari isi kandungan Al-Quran.

4. Tadabur (membaca quran + membaca artinya + merenungi artinya)
Dalam buku Pendar-Pendar Kebijaksanaan oleh KH Husein Muhammad, kata tadabbur artinya adalah merenungkan atau memerhatikan dengan seksama dan mendalam. Adapun ahli bahasa mendefinisikan tadabbur sebagai melihat akibatnya dan hasil akhirnya.

Ibnu Katsir dalam buku Dasar-Dasar Hukum Acara Jinayah oleh Zulkarnain Lubis & Bakti Ritonga, mengartikan tadabbur yakni memahami makna lafal Al-Qur'an dan memikirkan apa yang ditunjukkan, apa yang terkandung pada ayat-ayat Al-Qur'an, serta apa yang menjadi makna Al-Qur'an itu sempurna dari tanda dan peringatan dalam lafalnya.

Wallahu a'lam bissawab

---------------------------------------------------------------------------------------

sumber : di rangkum dari Kajian Subuh Masjid Al-Muawanah

Jumat, 07 Maret 2025

Tips Menyambut Bulan Ramadhan


Pada kesempatan yang berbahagia ini, kita berkumpul dalam rangka menyambut bulan yang penuh berkah, bulan yang penuh ampunan, bulan yang senantiasa kita rindukan kehadirannya, yaitu bulan suci Ramadhan. Tidak terasa, hari-hari berlalu begitu cepat, dan kini kita berada di ambang pintu gerbang Ramadhan.


Mengapa Ramadhan Begitu Istimewa?

Ramadhan bukan sekadar bulan di mana kita menahan diri dari makan dan minum. Lebih dari itu, Ramadhan adalah madrasah ruhani, tempat kita dididik dan dilatih untuk meningkatkan kualitas diri, baik secara spiritual maupun sosial.

  • Bulan Penuh Ampunan: Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa berpuasa Ramadhan karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu." (HR. Bukhari dan Muslim). Ini adalah kesempatan emas bagi kita untuk membersihkan diri dari segala dosa dan kesalahan yang telah kita perbuat.
  • Bulan Diturunkannya Al-Quran: Al-Quran, sebagai pedoman hidup kita, diturunkan pertama kali di bulan Ramadhan. Oleh karena itu, mari kita jadikan Ramadhan ini sebagai momentum untuk lebih mendekatkan diri kepada Al-Quran, membacanya, memahaminya, dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
  • Bulan Penuh Berkah: Setiap amal kebajikan yang kita lakukan di bulan Ramadhan akan dilipatgandakan pahalanya. Shalat, sedekah, membaca Al-Quran, berdzikir, dan amalan-amalan lainnya akan menjadi investasi berharga kita di akhirat kelak.
  • Terdapat Malam Lailatul Qadar: Malam yang lebih baik dari seribu bulan. Barangsiapa yang beribadah di malam Lailatul Qadar dengan penuh keimanan dan keikhlasan, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.


Kita dituntut untuk berada di level tertinggi ibadah selama bulan  ramadhan. Untuk bisa seperti itu, kita butuh persiapan.

Orang yang gagal di bulan Ramadhan, karena kita tidak siap mental, tidak siap hati, tidak siap fisik dalam menyambut Ramadhan.

Tips sukses  menyambut Ramadhan.

1. Perbanyak istighfar (disunnahkan pagi 100x sore 100x)

2. Berdoa kepada Alloh swt agar dipertemukan dengan bulan Ramadhan

3. Belajar fiqih Ramadhan (puasa dan amaliyahnya)

4. Tingkatkan tempo ibadah kita (amaliyah sunnah rawatib, tahajud dan dhuha)

5. Niatkan dengan tulus, kita mau ibadah maksimal di bulan Ramadhan.


Mari Jadikan Ramadhan Ini Lebih Bermakna

Jangan biarkan Ramadhan berlalu begitu saja tanpa memberikan dampak positif dalam hidup kita. Mari kita jadikan Ramadhan ini sebagai momentum untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah SWT. Mari kita perbanyak amal kebajikan, menjaga lisan dan perbuatan, serta saling berbagi dengan sesama.


Semoga Allah SWT memberikan kita kekuatan dan kemampuan untuk menjalankan ibadah puasa dengan sebaik-baiknya. Semoga Allah SWT menerima segala amal ibadah kita dan mengampuni segala dosa-dosa kita.

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Intisari dari ceramah Ustadz Syafiq Al Khatib dalam Acara Tarhib Ramadhan di SMA Garuda Cendekia Hari Selasa, 25 Februari 2025.